WAWANCARA EKSKLUSIF - TOMORROW PEOPLE ENSEMBLE - Video
PUBLISHED:  Aug 09, 2017
DESCRIPTION:
GALI INTERPRETASI JAZZ INDONESIA
Penulis: Dzulfikri Putra Malawi

Bermusik agar terdengar Indonesia bukan perkara yang mudah. Butuh interpretasi yang cukup serius dan konsisten untuk melakukannya.

==

Gairah musik dari skena independen di awal era 2000-an yang diidentifikasi dari riuhnya kawasan Kemang, tepatnya di Aksara, turut melahirkan kelompok musik jazz yang personelnya kini dihormati sebagai musisi jazz seutuhnya karena memiliki latar belakang edukasi musik yang baik.

Mereka lulusan Institut Musik Daya dan beberapa ada yang melanjutkan sekolah musiknya ke Belanda dan Amerika. Mereka menamai kelompok musiknya dengan Tomorrow People Ensemble (TPE) yang terdiri dari Nikita Jeffrey Dompas (gitar), Lie Indra Perkasa (contra bass), Elfa Zulham (drum), dan Azfansadra Karim (pianis).

Saat itu bahkan bar bernama Parc di bilangan jalan Sultan Iskandarsyah, Jakarta Selatan dipadati alat-alat mereka yang membawa set musik jazz konservatif ditambah horn section (pemain alat musik tiup) yang merangsek ke atas meja bar. Mereka rela membawa Fender Rhodes (orang awam mengenalnya organ), Contrabass / double bass (bukan bass betot), dan drum set sendiri.

“Kami coba mengedukasi anak-anak muda saat itu dengan musik jazz dan alat konservatifnya, kami main musik jazz tapi juga relevan dengan ragam musik yang tren di anak-anak muda saat itu. Teman-teman kami banyak kasih kesempatan untuk kami, bahkan main setelah Seringai. Di era yang sama, kami juga mengiringi Margie Segers, Bob Tutupoli, Vina Panduwinata. Jadi kami tetap main musik-musik anak muda seperti Nirvana saat itu, dan main musik jazz tradisional juga, bagi kami semuanya tentang bermusik,” ungkap Nikita dalam perbincangan bersama Kotak Musik di i Can Studio Live Jakarta, penghujung Maret lalu.

Bicara soal edukasi musik dan musisi beredukasi, empat musisi tersebut menganggap musik memang harus dipelajari baik dari jalur formal maupun informal. Mereka sangat mengimani musik adalah sebuah ilmu, bukan hanya hiburan semata.

“Mungkin karena musik adalah hal yang tidak terlihat, jadi orang sering anggap remeh. Justru ini tantangannya mempelajari yang tidak dilihat secara teknis dan non teknis. Saat membuat komposisi musik saja kan sebelumnya lo membayangkan dan mengarang. Bunyi itu tidak tersentuh walaupun pada saat yang bersamaan ada rumusnya,” jelas Zulham.

Mereka adalah sekumpulan arsitek musik yang sedang mengekspresikan pengalaman mereka mengarungi musik jazz dengan pendekatan musik-musik yang relevan di usia mereka. Akhirnya musik mereka disematkan dengan genre Psycedelic Jazz.

“Dulu unsur psychedelic nya memang kental sekali, kami ambil sisi improvisasinya dari jazz yang kami temukan di psychedelic rock seperti The Doors, lalu eksplorasi sound dan dinamika yang tidak direncanakan. Kami kan seperti rock and roll di jazz. Justru ini memang kehidupan jazz sebenarnya,” timpal Adra dan Nikita.

Hingga saat ini mereka baru menghasilkan satu album bertajuk selftitled yang dirilis Demajors tahun 2012. Waktu pembuatannya pun cukup lama, dimulai sejak tahun 2006. Itu pun dengan peran Harmoko Aguswan (Moko), seorang penata suara dan pemilik Brotherland Studio yang gemas untuk memproduseri mereka. Biarlah Anda sendiri yang menilai, apakah ini kategori band tidak produktif atau justru terlalu perfeksionis dengan musiknya?

Kesibukan dengan beragam project musik yang dimiliki tiap-tiap individu di dalamnya membuat TPE kian meredup namanya. Baru memasuki tahun 2016 mereka mulai muncul kembali dengan ditandai penampilan mereka ke Jepang dalam helatan Kanazawa Street Art Festival dan Motion Blue di Yokohama pada 16-18 September lalu. Sejumlah gigs dan konten online pun mulai memperdengarkan karya-karya mereka lagi. “Semoga tahun 2017 tidak kelewat untuk menghasilkan album baru,” harap Nikita. (Fik)

======================================================

Dibuat oleh: Media Indonesia dan Metro TV
Video Editor : Nehemia Nosevy

Instagram:
https://www.instagram.com/kotakmusik/
Twitter:
https://twitter.com/KotakMusik_MI
follow us on Twitter      Contact      Privacy Policy      Terms of Service
Copyright © BANDMINE // All Right Reserved
Return to top