Sri Kanti Kupu Hitam ( puisi "Aku P yang ke- 8" karya Sri Kanti Kupu Hitam) - Video
PUBLISHED:  Jul 04, 2013
DESCRIPTION:
AKU P YANG KE-8

Aku P yang ke delapan, setelah pembohong yang bukan sekedar bersinggah di jendela gadis manis
Kemudian membual bahwa dirinya konglomerat padahal melarat
Tapi pembohong di mimbar-mimbar politik dengan janji menggelitik
Tentang kehidupan adil merata damai sejahtera
Tapi sebenarnya hati bersumpah untuk lupa

Aku P yang ke delapan setelah penipu membujuk rayu selicin penyu meminta sekian bidang tanah
Berdalih untuk kepentingan bersama adalah hak pemerintah
Ketika kemudian ternyata untuk apartemen mewah
Di mana hasilnya masuk ke kantong penguasa yang juga lintah karatan
Sementara rakyat tersudut tanpa rumah

Aku P yang ke delapan, setelah pemabuk lupa sesama ketika mendem harta
Bahkan sanggup membunuh istri tercinta
Akan lebih mengerikan lagi jika mulai mabuk kuasa
Maka tidak segan menumpas ribuan nyawa
Dengan sekian fitnah dan itu pernah terjadi di atas negeri
Yang dibanggakan sebagai masa revolusi

Aku P yang ke delapan, setelah penjudi yang bukan sekedar kelas teri
Sewaktu pemimpin tertinggi bertaruh asset-asset Negara
Untuk kepentingan segelintir pengusaha
Bahkan lebih menyedihkan dari kisah Yudhistira

Aku P yang ke delapan, setelah pencuri di mana dia beroperasi pada brankas-brankas yang tersimpan dalam kandungan pertiwi
Menguras tanpa ingat anak cucu suatu kelak harus mewarisi
Sedang anak cucu itu adalah keturunan para empu yang menjaga bank-bank kekayaan alam
Memelihara dengan kecintaan meski tetap miskin
Karena simpanannya dikuras untuk kantong para pencuri
Yang sebagian besar, ternyata saudara sendiri.

Aku P yang kedelapan, setelah para pemerkosa hak-hak penghuni bergugus gugus pulau di bawah naungan tirani
Memperkosa kehidupan bersuara dengan merdeka
Pernah terjadi di sini, sementara pelakunya masih berkuasa di tubuh negara
Di mana dulu pernah mengambil puluhan suara pada tahun tertentu dan bulan yang terlupa
Tapi aku masih jelas mengingatnya.

Aku P yang ke delapan, setelah pembunuh sewaktu dengan sadis
Membiarkan rakyat dibantai tanpa kasih
Pada belahan bumi di mana mereka hidup berdampingan bersaudara seketika saling basmi
Di Aceh, di Sambas, di Ambon dan timor leste yang memilih pergi menyendiri
Lalu mulut siapa dan untuk kepentingan mana ketika bersuara, tajamnya melebihi pisau pembantai
Waktu itu, bahkan airmataku tidak mengalir, kalah oleh kelu karena rasa pedih mendidih


Sedang aku P yang kedelapan, hanya pelacur jalang waktu meremas isi celana para tuan
Namun hidupku pula yang paling dicela dan berjalan dengan menyedihkan
Tiada pernah henti dari kejaran khotbah tentang neraka jahanam
Sementara aku hanya sekedar ngamen dengan kelamin untuk sesuap makan
Setelah pernah dibohongi, ditipu, diperkosa oleh pemabuk dan penjudi
Dicuri kemudian dibunuh seluruh hak-hakku untuk tampil mapan.

Akulah P yang kedelapan itu...


Penyair : Sri Kanti Kupu Hitam

Musik : Kuluban
Penari : Fitri dan I'ik
follow us on Twitter      Contact      Privacy Policy      Terms of Service
Copyright © BANDMINE // All Right Reserved
Return to top