THE UPSTAIRS

Location:
DKI Jakarta, ID
Type:
Artist / Band / Musician
Genre:
New Wave / Rock
Site(s):
Label:
Magnet Musik
Type:
Indie
THE UPSTAIRS NEW ALBUM: "MAGNET! MAGNET!" OUT NOW!

New Video "KU NOBATKAN JADI FANTASI" by Andre "Kubil" Idris

THE UPSTAIRS

Jimi Multhazam (vocals)
Kubil Idris (guitar)
Beni Adhiantoro (drums)
Alfi Chaniago (bass & keyboards)
Dian Maryana (backing vocal)

Home-grown new wave rock group The Upstairs, have been doing just that - creating waves and in the process, proving that Indonesias underground music scene is alive and well.

The lead singer and driving force behind The Upstairs Jimi Multhazam is a charismatic cat. Hes been captivating audiences with his on-stage theatrics and electric energy, mimicking 70s punk rock legend Iggy Pop as he prances around the stage wearing white sunglasses and extra-tight black & white striped pants sporting a Mick Jagger hairdo.

Seeing the band kitted out in their chinos, spangly shirts and, pop art prints and white sneakers, you could hardly miss their retro credentials. Says Jimi, when the group was formed back in October 2001 we were heavily influenced by overseas bands like A Flock of Seagulls, Joy Division, and Depeche Mode, but we like to complement the synthesizers with heavy guitar lines.

The Upstairs beginnings were DIY in the truest sense. They produced and distributed their first EP, Antahberantah, in 2002 by themselves and simply through word of mouth and audiencde reaction it, sold like hot cakes. Known for their free form style of lyricism, eschewing rhyming, the band members include Kubil Idris (guitar), Beni (drums), Alfi Chaniago (bass & keyboard), Elta (keyboard & synths) and Dian (backing vocals). Looking at how the band came together, its clear that theyre not just a bunch of wannabes, copying big names acts like The Killers or Franz Ferdinand but genuine domestic pioneers with their own ideas. FYI, The Upstairs even had formed long before those two nu-wave international acts were born.

So why did they choose the new wave genre at a time when our local music chart is saturated with RnB and punk-rock? We did follow mainstream music at first and even played some rockabilly in our early days, Jimi explains. But we soon realized by the time we produced our album there would be thousands of bands out there doing the same thing Jimi goes on to explain that during their early experimental sessions he and Kubil, enjoyed fusing their music with synthesizers creating the weird sounds that would eventually lead to the bands current sound.

Jimi loves to imitate the James Brown shoe gazing move while wearing hilarious and outrageous outfits on stage. His tight ankle high jeans, striped shirt, scarf and white framed sunnies are the bands trademark. He says I was heavily inspired by the styles visible in the movie The Outsiders.

On Valentines Day in 2004 the band released their CD debut Matraman (also their second studio recording). At the launch party at the famous BBs Club Jakarta, 100 CDs sold out in just two hours. Their moment of glory finally came on the 19th September 2005 when they sealed a contract with Warner Music Indonesia and gave birth to their first major label album Energy with the lethal Disko Darurat (Emergency Disco) on its track list. Theres a certain symmetry to such a pioneering band supporting one of the men who made dance music what it is today. Thinking outside the box.

Taken from:
THE BEAT Magazine
[August 2006 edition]
www.beatmag.com

-----------------------------------

The Upstairs dibentuk pada bulan Oktober 2001 di Jakarta oleh Jimi Multhazam (vokalis) dan Kubil Idris (gitar) dengan pengaruh musikal dari band-band new wave seperti A Flock Of Seagulls, Devo, Depeche Mode, hingga Joy Division. Menyusul bergabung beberapa bulan kemudian, seorang drummer band metal bernama Beni Adhiantoro dan belakangan bassist Alfi Chaniago. Kebetulan kesemuanya adalah mahasiswa Institut Kesenian Jakarta. Awal 2002 The Upstairs merilis ep bertitel Antahberantah secara do-it-yourself dalam format kaset dan CD yang ludes 300 keping dalam waktu singkat. Ini dilanjutkan dengan serangkaian live performances mereka di Jakarta, Bandung dan Jogjakarta.

Selain karena ciri musikal mereka yang danceable, lirik-lirik lagu yang implisit dan jenial, The Upstairs juga terkenal karena kharisma frontman mereka, Jimi Multhazam yang eksentrik dan pandai bersilat kata jika sedang manggung. Uniknya, style musik yang diusung The Upstairs ini telah jauh lebih dulu muncul sebelum ledakan global new wave revivalist yang dipopulerkan band-band seperti Franz Ferdinand, The Killers, The Bravery, Kaiser Chiefs, Bloc Party dan sebagainya. Pendeknya, The Upstairs memang bukan band yang mengekor trend musik global, mereka justru ikut membidaninya. Sebuah hal yang cukup langka di tanah air ini.

Setelah melalui serangkaian reformasi dalam line-up, kini formasi tersolid The Upstairs adalah Jimi Multhazam (vocals), Kubil Idris (guitar), Beni Adhiantoro (drums), Alfi Chaniago (bass & keyboards), Elta Emmanuella (keyboards & synths) dan Dian Maryana (backing vocal).

The Upstairs merilis debut CD mereka yang bertitel Matraman di bawah independen label Sirkus Rekord pada tanggal 14 Februari 2004. Tepat di malam Valentine tersebut mereka menggelar pula record release party di BBs Bar, Menteng, Jakarta. Acara pesta rilis album itu kemudian tercatat sebagai gig paling ramai yang pernah diselenggarakan di bar sempit namun legendaris tersebut. 100 keping CD Matraman pun ludes dalam hitungan dua jam saja di acara tersebut.

Sebulan kemudian The Upstairs merilis video musik singel pertama mereka Apakah Aku Berada Di Mars atau Mereka Mengundang Orang Mars yang disutradarai The Jadugar (Sutradara Terbaik MTV Indonesia Awards 2003) di MTV Indonesia. Singel ini juga menerima heavy rotation airplay dan sempat menduduki posisi teratas di berbagai charts stasiun radio di pulau Jawa selama beberapa minggu. Begitu pula halnya dengan singel kedua Matraman yang rilis dua bulan kemudian.

Dua singel tersebut menjadi indie hits dan mengakibatkan album Matraman diburu banyak orang. Sayangnya, keterbatasan distribusi indie label membuat album ini sulit didapatkan di pasaran. Untuk menanggulangi permintaan yang meninggi, bulan Agustus 2004 album Matraman dirilis dalam format kaset dengan distribusi nasional via label RNB. Album debut yang menuai banyak pujian dari kritikus lokal ini kemudian oleh majalah MTV Trax ditetapkan sebagai salah satu The Best Indie Album 2004. Majalah HAI di akhir tahun 2004 bahkan memilih The Upstairs sebagai The Best Indie Band 2004.

Seiring dengan demam Matraman di Jakarta, The Upstairs pun makin sering tampil di berbagai pentas seni (pensi) yang digelar SMA-SMA di Jabotabek bersama artis-artis papan atas Indonesia. Nyatanya, semua panggung Pensi SMA bergengsi di Jakarta telah dijelajahi oleh band ini. Akibatnya, Februari 2005 Majalah HAI kemudian memilih The Upstairs sebagai salah satu Band Raja Pensi 2005. Sebuah konser tunggal The Upstairs yang digelar 9 Januari 2005 di De Basic Bar, Jakarta juga menuai sukses besar. 500 tiketnya sold-out hanya dalam waktu 2 jam saja. Fan base The Upstairs pun kian berkembang dan bertambah banyak setiap harinya.

Maret 2005 The Upstairs diminta oleh FFWD Records untuk berpartisipasi di album soundtrack film Catatan Akhir Sekolah bersama Mocca, Seringai, Pure Saturday dan sebagainya. Di album ini The Upstairs menyumbangkan singel terbaru mereka yang berjudul Gadis Gangster.
Teramat padatnya jadwal tur konser ke Surabaya, Malang, Jogjakarta, Semarang dan kota-kota lainnya di Jawa mengakibatkan proses penggarapan album baru The Upstairs tersendat-sendat.

Hampir sebagian besar waktu The Upstairs di tahun 2005 dihabiskan di atas panggung. Bermaksud melangkah ke level selanjutnya, The Upstairs menyebarkan demo empat lagu baru mereka ke berbagai label rekaman terkemuka Indonesia untuk membuka kemungkinan bekerjasama. Gayung bersambut, seorang sohib lama yang kemudian bekerja sebagai A&R Warner Music Indonesia, Agus Sasongko, menawarkan kontrak eksklusif bagi The Upstairs.

Akhirnya, pada 19 September 2005 The Upstairs resmi teken kontrak satu album dengan major label Warner Music Indonesia. Proses rekaman album terbaru telah dilakukan sejak Desember 2005 hingga Februari 2006 di Studio Aluna, Kemang yang dimiliki komposer tenar Erwin Gutawa. Proses mixing sendiri dilakukan di Studio A System dengan sound engineer maestro musik elektronik, Andy Ayunir dan mastering oleh Hok Laij di Musica Studio. Album ini rilis Maret 2006.

Keyboardist Elta Emanuella pada tanggal 7 Oktober 2007 secara resmi mengundurkan diri dari band karena ingin melanjutkan studinya di luar negeri.
Akhirnya setelah lebih dari setahun menjadi lima sekawan, THE UPSTAIRS pada akhir November 2008 memutuskan untuk melantik additional keyboardist Adink Permana sebagai personel keenam mereka. Mantan gitaris Klarinet sekaligus pianis Tantrum ini mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Elta Emanuella.

Adink pertama kali membantu pementasan The Upstairs pada bulan November 2007 di sebuah program televisi nasional bertajuk “Let’s Dance.” Masih di bulan yang sama Adink juga ikut membantu proses rekaman 12 lagu baru di album penuh ketiga The Upstairs yang bertitel Magnet! Magnet! di dE Studio, Jakarta.

Setelah bergabungnya seorang keyboardist tetap ke dalam band akhirnya line-up The Upstairs selengkapnya sekarang terdiri dari Jimi Multhazam [vocal], Andre Kubil Idris [gitar], Beni Adhiantoro [drums], Alfi Chaniago [bass & synth], Dian Maryana [backing vocal] dan Adink Permana [keyboardist]. Akhir Maret 2009 The Upstairs merilis album penuh terbaru mereka sejak 2006 yang bertitel "Magnet! Magnet!" di bawah label Magnet Music/Demajors.

Management & Bookings:
THE UPSTAIRS
Modern Management
c/o Wendi Putranto (Personal Manager)
Jl. PLN Duren Tiga Raya No.37
Jakarta 12720, Indonesia.
Telp./Faks.: (021) 7980516
Hp: +628161437608.
e-mail : theupstairs1@yahoo.com
www.myspace.com/theupstairs1

The Upstairs bermarkas di
0.02 follow us on Twitter      Contact      Privacy Policy      Terms of Service
Copyright © BANDMINE // All Right Reserved
Return to top